Bad Romance 2nd – Part 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PS : tulisan warna orange itu ingatan Yoora

Author’s POV

Sanghyun masuk ke ruang kerjanya. Laki-laki itu meraih gagang telpon diatas mejanya lalu menekan tombol yang sudah dia hapal.

”Yeoboseyo. Mr.Kim. Aku butuh bantuanmu. Cepat datang ke kantorku sekarang”

Setengah jam kemudian, seseorang masuk ke ruangan Sanghyun. Orang itu dengan santai duduk didepan Sanghyun yang tengah membaca artikel kerjanya.

”Ada yang bisa aku bantu Tn.Park Sanghyun?” tanya orang itu.

”Hmm… kau kenal Cho Kyuhyun?” tanya Sanghyun. Mr.Kim mengerut dahinya lalu menggeleng pelan.

”Ini fotonya. Kau awasi apa saja yang dia lakukan. Jika dia bertemu dengan istriku, cepat kau beritahu aku. Arraseo?”

”Hei, ada apa ini? Cinta segitiga eh?” tanya Mr.Kim sambil terkekeh. Aku menatapnya garang lalu menggeleng.

”Bukan, dia yang ingin merebut istriku. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi”

——-o——-

Yoora’s POV

Aku tengah sibuk menulis-nulis di buku keuangan toko bunga ku, sedangkan pegawaiku yang lain tengah sibuk sendiri.

Kleneng….

Lonceng tamu toko bungaku berdentang, menandakan ada yang datang. Aku terus menulis pada buku keuanganku, biar saja para pegawaiku yang mengurusnya.

Aku mendengar hentakkan kaki mendekat, lalu seseorang berdiri didepan meja ku.

”Aku ingin memesan bucket bunga” ujarnya. Aku mengambil kertas disekitarku lalu mendongak. Tubuhku langsung menegang saat melihat Cho Kyuhyun didepanku. Apa yang dia lakukan disini??

”Apa bisa?” tanyanya lagi. Aku jadi kikuk sendiri.

”Bisa. Anda mau memasan bunga apa?” tanyaku biasa. Pura-pura tak mengenalnya.

”Hmm… aku pesan 5 mawar merah dan 5 mawar pink dalam satu bucket” ujarnya setelah berpikir-pikir. Aku menganguk dan menuliskan pesanannya.

”Ahh, jangan lupa beri pesan singkat pada bucketnya” lanjutnya lagi.

”Baiklah, apa pesannya?”

”Apa yah??”

Aku mendongak lalu menatap wajahnya yang tengah berpikir. Aish… kenapa dia terlihat begitu tampan dari bawah sini.

”Kau wanita tercantik didunia” ujar Kyuhyun. Aku menghelah nafas sejenak lalu menatapnya.

”Apa?”

”Kau wanita tercantik didunia. Memang kenapa? Cepat tulis pesanku” ujarnya memaksa. Dengan kesal aku menulis pesannya.

”Aku sangat beruntung bisa mencintaimu” lanjutnya lagi. Aish… apa-apaan dia? ”Aku akan menjangkaumu. Secepat mungkin”

Aku terus menulis kata-kata yang dia sebutkan. Tidak peduli setiap kata-katanya yang terdengar sangat gombal itu. Mau diberikan pada siapa memang bunga ini? Menyebalkan!

”Saranghae”

Kata-kata terakhirnya langsung membuatku muak. Dengan kasar aku menatapnya.

”Memangnya pada siapa kau mau memberikan bucket bunganya??” tanyaku kesal. Kyuhyun memasang tampang bodoh lalu mengangkat bahunya.

”Soal itu biar aku saja yang menulis. Bisa aku dapatkan sekarang bucketnya?”

Aku berdiri lalu menuju rak bunga mawar. Dia benar-benar menyebalkan! Mau membuatku cemburu hah? Eh? Aku cemburu? Aish… buang pikiranmu jauh-jauh Park Yoora!!

Aku merangkai bunga pesanannya. Beberapa menit kemudian bucketnya selesai. Aku menempelkan pesan yang dia sebutkan tadi. Membacanya ulang saja membuat bulu romaku berdiri.

”Ini. Semuanya jadi 90rb won” ujarku pura-pura cuek. Kyuhyun meraih dompet di sakunya lalu memberikan kartu atmnya.

”Sekalian tarik tunai 200rb won” ujarnya lagi. Aku menganguk lalu melakukan perintahnya.

”Terima kasih sudah datang ke toko kami” ujarku setelah memberikan uangnya. Kyuhyun menganguk lalu melengos begitu saja dari toko ku.

Aku benar-benar heran dengannya. Apa maksudnya membeli bunga, pakai pesan gombal segala lagi.

Aku melihat seseorang ngintip dari luar. Siapa lagi dia? Dari gelagatnya itu benar-benar mencurigakan.

Aku beranjak menuju pintu masuk dan membukanya. Laki-laki itu langsung terkejut melihat wajahku.

”Ada yang bisa aku bantu tuan? Anda mau membeli bunga?” tanyaku ramah. Laki-laki itu menggeleng pelan lalu pergi dari hadapanku. Dasar laki-laki aneh.

——–o——–

Kyuhyun’s POV

Aku keluar dari toko bunga milik Yoora. Haha~ aku bisa melihat wajah cemberutnya saat aku memesan bucket bunga ini. Sepertinya dia cemburu padaku, Syukurlah.

Aku memasuki mobilku lalu menaruh bucket bunga di kursi sebelah kemudi. Aku tersenyum sejenak lalu menyalakan mobilku. Aku bisa melihat Yoora dari kaca spion mobilku sedang berbicara dengan seorang laki-laki didepan toko bunganya. Ahh… sudah bilangkah aku bahwa hari ini dia begitu cantik.

——–o——-

Sanghyun’s POV

”Dari mana saja kau?” tanyaku saat Kyuhyun mendatangiku. Melihat wajahnya sekarang membuatku muak.

”Aku bangun kesiangan” jawabnya datar. Cih~ awas saja kalau dia ketahuan bertemu dengan istriku.

”Bangun kesiangan? Dan kau datang jam 12.45, huh?” sindirku sinis. Kyuhyun terkekeh lalu mengangkat bahunya.

”Apa kerja kita hari ini?” tanya Kyuhyun. Aku menghelah nafas lalu melirik jam ditanganku.

”Hari ini sepertinya akan ada makan siang bersama rekan bisnis perusahaan lain”

”Baiklah. Ayo kita pergi!” ujarnya lalu berjalan mendahuliku. Dasar laki-laki pengganggu rumah tangga orang. Tidak tahu apa Yoora itu istri temannya sendiri.

———o———-

Yoora’s POV

Sore hari, aku pun berniat menyapu teras. Ya, tidak ada kerjaan sore-sore bagini. Aku mengambil sapu lalu berjalan keluar. Agak sedikit bingung ketika aku melihat sebucket bunga tergeletak didepan pintu.

Aku mengambil bucket bunga itu yang sangat jelas aku mengenalnya karna aku sendiri yang merangkai bucket bunga ini. Aku melirik pesan yang ada di bucket bunga itu.

‘Kau wanita tercantik didunia. Aku sangat beruntung bisa mencintaimu. Aku akan menjangkaumu. Secepat mungkin. Saranghae… Cho Yoora’

Entah kenapa wajahku memanas membacanya. Padahal saat aku menulis pesan ini, aku malah ingin muntah. Tapi sekarang… ahh… aku tidak bisa mendeskripsikannya. Yang pasti aku bahagia.

Aku menghirup wangi bunga mawar didepanku lalu tersenyum senang dan membawanya berputar-putar seperti orang gila. Sampai sebuah suara mengagetkanku.

”Sedang apa kau?”

Suara itu langsung menghentikan kegiatanku. Astaga, bagaimana ini?? Dengan cepat aku menyembunyikan bucket bunga itu dibelakang tubuhku.

”Ah.. oppa sudah pulang. Sini aku bawakan tasnya” ujarku mencoba tenang. Sanghyun-oppa menaut alisnya lalu melirik ke tanganku.

”Kenapa kau sembunyikan bucket bunganya?”

”Tidak! I-ini…. ah.. aku mau memberikan bunga ini untuk oppa” ujarku sambil tersenyum paksa. Aku meraba bucket bunga di belakangku lalu melepaskan pesan yang ditempel disana.

Aku menyodorkan bunga itu pada Sanghyun-oppa. Sanghyun-oppa menatapku heran lalu tidak lama kemudian meraih bucket bunganya lalu tersenyum.

”Gomawo jagi!!!” teriaknya senang. Aku membalas senyumannya dan tiba-tiba dia langsung memelukku.

”Tidak biasanya kau memberiku bunga. Dalam rangka apa sekarang?” tanyanya masih memelukku. Aku terdiam sejenak, mencoba mencari alasan yang tepat.

”Err… karna proyek yang oppa handle berhasil, jadi aku ingin memberi kejutan” ujarku seadanya. Sanghyun-oppa melepaskan pelukkan lalu menatapku riang.

”Aku memang tidak salah memilihmu sebagai istriku. Saranghae Yoora-ya”

Aku terdiam sejenak. Pikiranku langsung berkelebat dengan kata-kata Sanghyun-oppa barusan. Dia bilang tidak salah memilihku sebagai istrinya. Tidak, itu salah besar. Aku bukan istri yang baik. Aku bahkan memiliki hubungan dengan laki-laki lain dan laki-laki itu adalah temannya sendiri. Aku selingkuh? Sejahat itu kah aku pada Sanghyun-oppa yang sudah banyak berjasa dalam hidupku.

”Donghae-sshi. Pergilah, tidak usah khawatirkan aku. Aku tahu kau mempunyai impian diluar sana. Aku bisa menjaga diriku sendiri kok” ujarku pada Donghae saat kami tengah duduk berdua menatap sungai Han.

”Kau yakin bisa menjaga dirimu sendiri? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu. Iya kan Jill?” ujar Donghae bertanya pada bonekanya.

”Kau benar brooo”

”Cih~ sudahlah, memangnya kau bodyguard ku apa? Pergilah, buatlah aku bangga saat melihat wajahmu dilayar TV sebagai seniman boneka ventriloquist yang hebat. Arraseo?”

”Tapi Yoora…”

”Sudah aku tidak mau dengar alasanmu lagi. Aku bilang pergi ya pergi!!”

”Aish..”

Hanya aku sendirian sekarang. Memperjuangkan hidup sebatangkara di kota metropolitan ini dengan bergantung pada sebuah toko bunga kecil. Hanya satu dua orang yang datang, bahkan seharianpun tidak ada yang mengunjungi toko kecilku ini. Sampai suatu hari…

”Aish… umma, kenapa baru bilang sekarang. Aku kan sangat sibuk! Iya-iya, ini sudah ditoko bunga. Chakkama…”

Aku menengok kepintu masuk. Seorang laki-laki berjas rapi tengah sibuk mengoceh pada handphonenya. Aku menghampirinya.

”Ada yang bisa aku bantu tuan?” tanyaku ramah. Dia masih sibuk dengan handphone nya lalu berkata.

”Nona tolong berikan satu bucket besar bu…”

Aku mengerjapkan mataku saat kata-kata orang itu terhenti. Matanya menatapku lekat, membuatku risih. Aku memperhatikan penampilanku yang mungkin sedikit mengganggunya. Tapi, penampilanku biasa saja.

”Ahh… tadi anda mau memesan apa?” tanyaku ragu. Laki-laki itu mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menyimpan handphonenya ke saku calananya.

”Errr… aku-aku memesan satu bucket besar bunga apa saja yang… bagus menurutmu?” ujarnya gelagapan. Aku menganguk lalu memilih-milih bunganya.

”Bunga mawar merah dan putih bagus atau mau lily?”

”Ter-terserah saja”

Aku menganguk lalu mengumpulkan bunga-bunga yang bagus dam satu bucket besar. Setalah selesai aku memberikan padanya.

”Ini bunganya. Memang untuk acara apa? Pernikahan ya?” tanyaku sambil menghitung-hitung harga bunga pesannya.

”Pemakaman”

Gerakkan tanganku terhenti. Apa dia bilang? Pemakaman?

Aku mengangkat wajahku dan menatap laki-laki dungu itu tengah menatapku dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Tatapan seperti… dia terkagum-kagum seperti itu??

”Anda bilang acara pemakaman? Kenapa tidak bilang dari tadi! Aku sudah merangkai bunga mawar merah, mawar putih, lily, dan lavender dengan susah payah!” ujarku kesal. Laki-laki itu mengerjapkan matanya lagi lalu melirik bucket bunga didepannya.

”Yaaaaa, umma ku bisa marah”

Semenjak hari itu dia jadi sering datang ke toko bungaku. Bahkan hampir tiap hari. Apa dia ingin membuka taman yang penuh dengan bunga dirumahnya??

Karna sering bertemu, kami jadi sering ngobrol selagi aku merangkai bunga pesannya. Ngobrol basa-basi sebenarnya. Sampai suatu hari dia bertanya.

”Errr… kalau boleh tahu, siapa namamu” tanyanya saat aku memilih-milih bunga. Aku menoleh kearahnya, menatap wajahnya yang terlihat berkeringat.

”Namaku? Namaku Park Yoora” jawabku sambil membungkuk 30 derajat.

”Ahh, Park Yoora-sshi. Na-namaku Park Sanghyun”

”Ahya, Sanghyun-sshi. Ini bunga mu” ujarku sambil menyodorkan bunga mawar yang dia pesan. Dia meraih bunga itu sedangkan aku menghitung belanjaannya. Setelah membayar, dia pun berbalik menuju pintu keluar. Aku kembali meneruskan pekerjaanku menyiram bunga yang terhenti tadi. Selang beberapa detik seseorang memanggil namaku.

”Yoora-sshi” panggilnya. Aku menoleh dan Park Sanghyun itu kembali lagi.

”Wae? Bunganya ada yang layu?” tanyaku ramah. Dia menggeleng pelan lalu menyodorkan bunga mawar tadi kedepan wajahku.

”Untukmu”

”Hah?”

Laki-laki aneh. Dia jadi benar-benar sering datang ke toko ku. Bahkan dia datang hanya untuk ngobrol denganku. Dia sering membantuku menjaga toko. Bahkan saat aku kesulitan dalam keuanganku, dia selalu membantuku. Memberikan sedikit uang -baginya- sedangkan bagiku itu banyak sekali.

Sampai akhirnya dia mengucapkan kata-kata yang sangat menakutkan.

”Yoora-yaa” panggilnya manja. Ya, dia memang seperti itu jika memanggil namaku.

”Hmm..” tanggapku cuek.

”Saranghae”

Aku melebarkan mataku, tak percaya dengan ucapannya. Aku menatap wajahnya yang tengah tersenyum lebar dan juga berkeringat. Aku menelan ludahku sendiri. Mencoba menganggap kata-kata itu hanya sebuah lelucon.

”Ahaha, kau ini benar-benar berbakat jadi pemain drama” candaku tenang.

”Aku serius, Yoora-ya” ujarnya dengan nada sedikit sebal. Aku kembali menelan ludahku.

”Dari pertama kali aku melihatmu, aku benar-benar terpesona. Aku belum pernah melihat wanita sepertimu. Ibuku memang banyak menyodorkan wanita cantik padaku. Tapi, kau bukan hanya cantik diluar. Hatimu juga sangat cantik Yoora-ya. Dan aku menyukai itu” jelas Sanghyun.

Aku merasa aneh. Jantungku terasa berdegup kencang. Bukan karna gugup dengan perkataannya, melainkan rasa takut. Apa ini efek akibat ditinggal oleh cintaku? Ya, aku masih trauma. Aku masih takut berbicara tentang cinta.

”Yoora-ya?” aku mengerjapkan mataku saat menyadari Sanghyun tengah menunggu jawabanku.

”Ma-maafkan aku Sanghyun-sshi. Aku rasa kata-kata cintamu itu tak pantas untukku. Aku.. aku hanya wanita biasa dan kau tidak tahu asal usulku dan masa lalu…”

”Aku tidak peduli dengan hal itu. Aku tahu kau wanita baik-baik. Aku akan tanggung resiko apapun, karna aku percaya padamu, dan aku mencintaimu”

Aku hanya bisa terdiam dengan kata-katanya. Aku benar-benar bingung saat dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak merah kecil dari sana.

”Aku tahu kita belum lama kenal. Tapi entah kenapa, rasa cintaku semakin hari semakin besar padamu. Aku tidak bisa menahan gejolak bahagia saat mengetahui namamu waktu itu. Aku sudah merelakan hari-hariku hanya untuk membuatmu tertarik padaku. Dan inilah puncaknya, aku harap kau bisa menerimaku. Menikahlah denganku Park Yoora. Aku mencintaimu”

Aku tahu manusia hidup berpasang-pasangan. Tapi, bagaimana caranya kita bisa tahu siapa pasangan kita? Aku takut dan masih sangat berharap dengannya agar dia cepat datang kehadapanku dan kembali mempersuntingku. Aku masih akan menunggunya. Namun itu sangat mustahil.

Selang beberapa hari, ibu dari Sanghyun datang ke toko bungaku dan memohon agar aku mau menikah dengannya. Beliau bilang penyakit jantung bawaan anaknya kembali kambuh saat pulang melamarku waktu itu. Membuatku semakin bingung. Tapi, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti apa maksudnya. Aku harus melupakannya, memulai hidup baru. Menikah dengan seseorang yang terbukti 1000% mencintaiku. Dan mulai belajar mencintai orang lain.

Aku pun mengucapkan kata selamat tinggal pada Cho Kyuhyun didalam hati. Namun apa akibatnya aku menikah dengan orang yang sama sekali tidak kucintai? Aku hanya bisa menyakitinya. Membuat hidupnya yang menderita karna penyakitnya semakin menderita lagi dengan mendapatkan istri tak tahu malu menjalin hubungan diam-diam dengan teman suaminya sendiri. Dan tanpa Sanghyun-oppa ketahui masa lalu ku dengan Kyuhyun adalah sepasang suami istri.

Namun bagaimana kalau sampai Sanghyun-oppa tahu hubunganku dan Kyuhyun beserta masa lalu kami. Aku tidak bisa membayangkan Sanghyun-oppa masuk rumah sakit karna terkena gagal jantung.

——–o——-

Kyuhyun’s POV

Aku menyandarkan punggungku pada kepala kasurku. Aku membuka laci kecil pada meja disebalah kasurku, mengeluarkan Sebuah album yang mulai kusam.

Aku membuka album itu perlahan. Sebuah judul terpampang sejelas ‘Cho Kyuhyun and Park Yoora’s wedding party’

Aku tersenyum tersenyum kecil lalu membuka lembar berikutnya. Fotoku bersama ayah dan ibuku. Bukankah aku sangat tampan dengan balutan jas putih itu?

Aku kembali membuka lembar-lembar berikutnya. Semuanya mengingatkanku pada masa-masa indah dan masa-masa kelam dulu. Aku sadar aku yang telah menyakitinya, dan aku juga yang memaksanya untuk kembali padaku sekarang. Karna aku mencintainya. Hanya itu alasan yang bisa kukatakan. Tapi, apakah aku begitu jahat? Sanghyun juga mencintainya. Aku bisa melihat kebahagiaan terpancar saat dia berbicara dengan Yoora walaupun hanya di telpon.

Kata-kata ‘aku akan bahagia jika orang yang kucintai juga bahagia’ itu sangat tidak berlaku padaku. Aku akan bahagia, jika orang yang kucintai bahagia bersama ku. Justru itu, aku tidak akan bahagia jika Yoora bahagia bersama Sanghyun. Aku egois? Ya, aku egois. Kebodohanku dimasa lalu membuatku jadi seperti ini.

——–o——-

Sanghyun’s POV

Aku menatap bidadari tercantik yang tengah tertidur disebelahku. Bidadari ini milikku, dan selamanya akan menjadi milikku. Walaupun sedetikpun aku tidak pernah memiliki seutuhnya. Menciumnya pun aku belum pernah.

Karna penyakitku. Apa karna ini Yoora ingin berpaling dariku. Karna penyakitku ini, aku berprinsip tidak akan menyentuhnya sebelum cangkok jantungku dilaksanakan. Apakah menunggu cangkok jantungku itu terlalu lama baginya hingga dia berani berselingkuh.

Aku juga heran kenapa aku harus terlahir cacat jantung seperti ini. Aku ingin membahagiakannya. Aku ingin menghabisi sisa hidupku bersama orang yang kucintai dengan rasa suka dan tidak ada duka. Tapi kenapa malah jadi seperti ini. Apa karna kehadiran Cho Kyuhyun? Laki-laki yang baru beberapa hari lalu kukenalkan pada Yoora. Namun sekarang mereka sudah menjalin hubungan diam-diam. Bagaimana bisa??

Aku menatap wajah Yoora lekat lalu mendekat kearahnya. Aku memeluknya dengan erat.

——–o——-

Mr.Kim memberikan beberapa lembar foto. Aku meraihnya lalu memandang hina foto itu.

”Aku melihat Cho Kyuhyun datang ke toko bunga milikmu. Dan dia bicara cukup lama dengan istrimu. Dia juga membawa bunga saat keluar dari sana” ujar Mr.Kim sambil menyodorkan foto Kyuhyun tengah keluar dari toko bunga dan membawa sebucket bunga. Bucket bunga yang kukenal. Bucket bunga yang diberikan oleh Yoora kemarin padaku.

”Dan sore harinya, Tn.Cho Kyuhyun mengantar bunga yang ia bawa diam-diam kerumah anda. Anda sepertinya itu untuk istri anda” jelas Mr.Kim lagi. Aku meremas foto itu sampai remuk. Benar-benar kurang ajar mereka berdua.

”Awasi terus mereka. Dan aku tidak ingin ada yang terlewat. Mengerti?”

Mr.Kim menganguk lalu keluar dari ruanganku. Aku melirik beberapa foto itu diatas meja kerjaku sambil menahan emosi. Yoora, setega itu kah kau denganku.
——o——

Yoora’s POV

”Yoboseyo?” sapaku pada hendphoneku.

”Yoboseyo, Yoora-ya”

”Astaga, Kyuhyun-a! Kenapa kau menelponku. Kau gila ya?” ujarku kaget. Aku mendengar Kyuhyun terkekeh diseberang sana.

”Aku lapar. Buatkan aku makanan” suruhnya dengan nada manja.

”Makan apa? Aku tidak mau!”

”Ayolah, hanya makanan. Aku rindu jajangmyeon dan telur gulung buatanmu”

”Tapi Kyu, aku tidak bisa…” tolakku halus.

”Wae?” nada bicaranya mulai meninggi sekarang. Aku meremas-remas ujung baju ku.

”Aku takut, aku akan menyakiti Sanghyun-oppa nanti…”

”Aish… ” erang Kyuhyun keras. ”kau tidak tahu bertahun-tahun aku menahan sakit hatiku hanya untuk bersamamu? Coba kau pikirkan kalau Sanghyun berada diposisi kita. Apakah dia juga melakukan hal seperti kita atau tidak, menurutmu?”

Aku hanya diam. Banyak sekali alasannya itu, aku memang tidak bisa apa-apa jika mulutnya sudah menguak-nguak.

”Ne, baiklah. Kau ada dimana sekarang?”

———o———-

Ini benar-benar salah. Disini aku yang jadi korban. Jika orang melihat, pasti tuduhannya ‘Park Yoora selingkuh dengan teman suaminya sendiri’ aku yang jadi tersangka utama.

Aku bingung memilih Kyuhyun atau Sanghyun-oppa. Yang jelas kalau secara logika, aku akan memilih Sanghyun-oppa yang masih sah dimata negara dan agama adalah suamiku. Sedangkan Kyuhyun? Dia mantan suamiku. Dia masalalu, kami sudah berpisah. Aku ingin menentang semua yang aku lakukan bersama Kyuhyun akhir-akhir ini sebelum orang-orang mengetahui, dan lebih buruk sebelum Sanghyun-oppa mengetahui hubungan kami. Tapi, tidak ada yang bisa kulakukan saat aku sudah didekatnya.

”Ini jajangmyeon mu” ujarku sambil menyodorkan sekotak bekal jajangmyeon. Aku berada di apartment pribadinya. Gila bukan?

Kyuhyun meraih kotak yang kusudorkan dengan semangat. Dia membuka penutup kotak itu dan matanya langsung berbinar-binar melihat isinya.

”Kau tidak kerja hari ini?” tanyaku sambil duduk disebelahnya. Kyuhyun menggeleng cepat tanpa menghentikan acara makan jajangmyeon dan telur gulungnya.

”Kau tidak makan berapa hari sih? Kelaparan sekali ya?” tanyaku agak sedikit ngeri saat melihatnya makanan seperti itu.

”Aku sangat merindukan jajangmyeon buatanmu” balasnya lalu menoleh kearahku. Aku hanya bisa menahan tawaku saat melihat bumbu jajangmyeon itu berlepotan di sisi bibirnya.

”Kau sudah besar. Makan yang benar!” teriakku sambil menunjuk-nunjuk sisi bibirnya.

”Tanganku penuh. Bisakah kau membersihkannya untukku?”

Ahhh, aku rasa Kyuhyun yang sekarang sangat berubah drastis. Dia tidak pernah semanja ini pada ku dulu.

Aku meraih tisu dimeja kecil samping sofa yang kami duduki, lalu dengan sedikit ragu aku membersihkan sisi bibirnya.

Kalian tahu, aku tidak bisa konsentrasi sekarang karna mata Kyuhyun menatapku lekat. Astaga, jangan buat aku kehilangan kendali Cho Kyuhyun!!!!!!!!!!!

Aku menarik tanganku menjauh dari wajahnya, namun Kyuhyun menahan tanganku dengan tangannya yang kosong.

”Kyu, aku mohon lepaskan” ujarku dengan sedikit ke gugupan di antara nada bicaraku.

”Wae? Kau gugup”

”Bu-bukan begitu”

Kyuhyun tertawa kecil lalu melepaskan tanganku. Aku mendesah lega, namun siapa sangka sedetik kemudian Kyuhyun menyudutkanku di ujung sofa sesaat dia meletakkan kotak bekal yang dia pegang ke meja telpon disampingnya.

Aku menelan ludahku dengan susah payah. ”Kyuhyun-ah, menjauhlah dariku”

Kyuhyun tidak menjawab. Matanya terus bergrilya diwajahku. Aku merasakan hembusan nafasnya yang juga beradu dengan nafasku.

”Aku bilang menjauhlah, Cho Kyuhyun” ujarku dengan nada meninggi. Bukannya menjauh dia malah semakin mendekat.

”Ka-kau habis makan, Cho Kyuhyun bodoh” ucapku lirih saat menyadari bibirnya hanya berjarak beberapa senti dari bibirku.

”Memangnya kau pikir aku akan melakukan apa?”

”Ah? Mak-maksudku…”

Kata-kataku terhenti saat bibirnya menyatu dengan bibirku. Astaga, bukankah mulut manusia itu lebih kotor dari mulut binatang? Menurut kalian bagaimana.

———o——–

Kyuhyun’s POV

Aku mengantar Yoora pulang dengan mobil pribadiku. Entah kenapa dia mendiami ku setelah aku menciumnya tadi. Apakah dia marah?

Aku menghentikan mobilku tidak jauh dari rumahnya. Aku meliriknya yang tanpa permisi membuka pintu, langsung ku tahan saja tangannya.

”Kau tidak akan pergi begitu sajakan?” tukasku seolah menyindir. Yoora menoleh kearahku dengan menaut alisnya.

”Baiklah, sekarang kau mau aku melakukan apa?” balasnya dengan nada yang kurang enak didengar. Aku menarik tangannya lagi dan pintu mobilnya tertutup.

”Kau marah?” tanyaku to the point

”Bisa kau pikirkan sendiri” balasnya cuek.

”Wae?”

”Bisa kau pikirkan sendiri!”

”Kau marah karna aku mencium mu tadi?”

”Bisa-kau-pikirkan-sen-di-ri!!”

”Bisa kau hentikan kata-kata itu?!” teriak ku kesal. ”Aku hanya menciummu. Apa yang lebih parah dari pada itu?! Bukankah kita sudah pernah melakukannya?”

”Tapi itu dulu Cho Kyuhyun. Waktu itu kita masih sah suami istri, Sekarang? Hah, kau mau aku terlihat seperti wanita murahan yang dengan senang hati dicium oleh laki-laki lain, sedangkan dengan suamiku sendiri saja aku tidak pernah melakukannya!”

Mataku melebar mendengar kata-katanya. Dia tidak pernah melakukannya dengan Sanghyun?!

”Kau tidak pernah berciuman dengan Sanghyun?!”

”Seperti yang kau katakan!”

Aku mencoba menahan tawaku, tapi percuma. Aku langsung tertawa terbahak-bahak.

”Bwahahahahahha!!!”

”Kenapa kau malah tertawa?!” teriak Yoora sebal. Aku menutup mulutku dengan punggung tanganku, mencoba menutupi tawa lebarku.

”Serius kau tidak pernah melakukannya dengan Sanghyun?” tanyaku setelah sedikit tenang. Yoora menganguk cepat dengan wajah cemberut.

”Haha~ itu bagus. Berarti aku laki-laki pertama yang merebut ciuman pertama, kedua, dan ketiga mu” ucapku dengan senyum lebar. Aku bisa melihat ekspresi wajah Yoora yang syok dengan kata-kataku, dan sedikit rona merah dipipinya.

”Michyeoseo” ucap Yoora sepertinya tanpa dia sadari. Aku kembali tersenyum lalu mengelus pipinya pelan.

”Karna mu”

——–o——-

Author’s POV

”Aku dapat berita buruk untukmu” ujar Mr.Kim dari speaker handphone Sanghyun.

”Wae?” tanya Sanghyun penuh penekanan.

”Aku melihat istrimu datang ke apartment pribadi Cho Kyuhyun”

”Mwo?!”

”Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana. Aku akan meminta bantuan petugas apartment untuk mendapatkan video CCTV nya. Tapi… sepertinya itu butuh biaya besar, Tuan Park Sanghyun yang terhormat”

”Sebutkan saja berapa uang yang kau mau. Aku akan memberikannya” tukasnya mantap.

”Terima kasih Tuan. Anda memang clienku yang paling baik. Ahya, berdoa saja semoga mereka tidak melakukan hal yang aneh-aneh didalam apartment itu”

Sanghyun memutuskan sambungan telponya.  Ia menggepalkan telapak tangannya kuat, mencoba menahan emosinya yang seakan-akan siap meledak dikepalanya. Sanghyun melirik layar handphonenya yang berwallpaperkan fotonya bersama Yoora. Laki-laki itu menggertakkan giginya, membanting handphone itu hingga hancur berantakkan, lalu mengerang kuat.

——–o——-

Yoora’s POV

Beberapa hari ini Sanghyun-oppa berubah jadi pendiam. Dia kenapa? Atau jangan-jangan dia sakit? Astaga!!

”Oppa, kau baik-baik saja?” tanyaku saat dia sedang duduk di pinggiran ranjang.

”Hmm”

”Apa kau sakit?” tanyaku lagi sambil memegang dahinya dengan punggung tanganku.

”Ani”

”Wae? Oppa capek?” aku beringsut lalu memijat bahunya pelan. Sanghyun-oppa malah menepis tanganku.

”Aku tidak suka dipijat” ucapnya ketus lalu keluar dari kamar. Dia kenapa sih? Ayolah, aku mulai khawatir dengannya.

Aku keluar dari kamar dan aku melihat Sanghyun-oppa memasuki ruangan khusus untuk dia bekerja. Aku mengikutinya masuk kedalam sana.

”Kalau oppa capek istirahat saja” bujukku sambil mendekat ke kursi kerjanya. Sanghyun-oppa hanya diam, dia terus membolak-balik buku didepannya.

”Oppa aku serius, jangan membuatku khawatir” bujukku lagi. Aku mencoba merampas buku itu darinya tapi Sanghyun-oppa lebih dulu menutup buku itu dengan keras. Aku agak sedikit terkejut mendengar hantaman buku itu.

”Kau khawatir denganku? Apa benar?” ujar Sanghyun-oppa tanpa melihatku. Aku menaut alisku lalu memutar kursinya menghadapku.

”Apa maksud oppa? Tentu saja aku khawatir!”

”Khawatir? Kau hanya mengkhawatirkan aku saat jantungku kambuh kan?! Kau hanya kasian padaku!”

”M-mwo? Apa maksud oppa?”

”Berhenti memanggilku seperti itu. Dasar wanita jalang!”

”O-oppa..” gumanku syok. Apa dia bilang, aku wanita jalang. ”Kenapa oppa bicara seperti itu padaku” ujarku lemah. Sanghyun-oppa tersenyum sinis lalu bangkit dari kursinya.

”Oppa!! Apa masalahmu hingga menamaiku dengan wanita jalang!! Apa salahku?!” teriakku penuh emosi. Sanghyun-oppa menghentikan langkahnya, dia terlihat menggepalkan tangannya.

”Cho Kyuhyun..”

Deg… kenapa oppa menyebutkan nama itu. Tanganku mulai gemetaran dan terasa dingin.

”Apa sangat berhargakah pria itu bagimu hah?” ujar Sanghyun-oppa masih memunggungiku.

”A-apa? Aku…aku tidak mengerti apa maksudmu oppa…”  ucapku lemah. Jantungku mulai berdegup-degup tak karuan. Sanghyun-oppa membalik tubuhnya lalu mendekatiku. Dia mencekram bahuku kuat hingga aku meringis kesakitan.

”AKU SUDAH TAHU HUBUNGANMU DENGAN CHO KYUHYUN!!! KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU SELAMA INI KALIAN BERTEMU DIAM-DIAM?!! KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU HAH?!!!” teriak Sanghyun-oppa didepan wajahku. Tubuhku gemetaran hebat, baru kali ini Sanghyun-oppa marah padaku. Sanghyun-oppa melepaskan cengkraman tangannya dariku lalu berjalan menuju meja kerja. Tubuhku seakan ingin merosot kelantai, tapi sesaat kemudian Sanghyun-oppa muncul dihadapanku dan memaksaku agar tetap berdiri.

”Kau lihat” Sanghyun-oppa menunjuk sebuah foto. Mataku terbelalak melihat foto itu. ” Ini capture video CCTV di apartment pribadi Kyuhyun. Kau berciuman dengannya. Bahkan kau tidak pernah melakukannya denganku Yoora-ya. KENAPA???!!!!”

Aku merasakan air mataku turun dari ujung mataku. Aku menangis tersendu-sendu, bingung akan melakukan apa.

”Kenapa? Kenapa kau diam hah?! KAU TAKUT KARNA SUDAH KETAHUAN SELINGKUH!!!” teriak Sanghyun-oppa lagi.

”Mianhae.. oppa, jeongmal mianhae…” ucap tercampur dengan isakkan.

”Mianhae?? Kau hanya bisa mengatakan itu? APA CUKUP DENGAN MENGATAKAN MAAF!!!!!”

Tangan Sanghyun-oppa terangkat lalu menghantam wajahku dengan sangat kuat. Aku tersungkur dilantai, air mataku semakin deras akibat sakitnya tamparan itu. Aku tidak bisa melawan. Memang ini yang pantas aku dapatkan.

Sanghyun-oppa menarik tanganku hingga aku terduduk dengan posisi yang tak karuan dilantai. Oppa meraup wajahku ke genggamannya, matanya berkilat penuh emosi yang ditahan.

”Setega ini kah kau denganku Yoora” ucapnya lemah. Aku semakin sesugukkan. ”Setega inikah kau hingga memiliki hubungan dengan pria lain. Kau… kau sudah meng.. Akh.. khiaah.. ”

Sanghyun-oppa melepaskan tangannya dari wajahku. Tubuhnya tersungkur disebelahku, nafasnya mulai tidak beraturan dan erangan kesakitan keluar dari mulutnya.

”O-oppa.. bertahanlah.. aku..aku mengambil obatmu” ucapku hingga terbata-bata. Aku berlari menuju kamar kami. Mengobrak-abrik tas kerjanya dan menemukan sebuah botol. Kosong.

Aku semakin panik. Aku berlari menuju kotak obat dan mencari obat penenang rasa sakit Sanghyun-oppa. Tapi tetap tidak ada. Aku kembali ke ruang kerja dan mendekati Sanghyun-oppa. Aku membopoh tubuhnya dipangkuanku lalu membalik tubuhnya. Matanya hampir tertutup.

”Oppa… oppa bertahanlah oppa! Aku akan memanggil ambulans”

Aku menghubungi rumah sakit yang biasa menangani Sanghyun-oppa. Mereka segera menyiapkan ambulans kesini. Aku menghelah nafas lalu mematikan handphone ku asal. Aku melihat Sanghyun-oppa sudah tak sadarkan diri di pangkuanku.

———o——-

Aku terus menangis saat Sanghyun-oppa terbaring tak sadarkan diri diranjang rumah sakit selama 2. Wajahnya pucat, alat pembantu pernafasan dan alat pendeteksi jantung terus memantau keadaan.

Aku meraih tangan dinginnya lalu menggenggamnya erat. Semua ini salahku. Aku sungguh bodoh karna mementingkan hatiku sendiri.

”Oppa… maafkan aku. Aku sangat menyesal…” ucapku tercampur dengan isakkan.

”Aku sudah menyakitimu. Fisik dan juga batin.  Maafkan..aku…” aku memendamkan wajahku dia kasurnya. Aku merasakan tangan Sanghyun-oppa bergerak dalam genggamanku. Aku mengangkat wajahku lalu menatap wajahnya penuh harap.

Perlahan mata Sanghyun-oppa bergerak dan tidak lama kemudian kelopaknya terbuka perlahan. Aku menghapus air mataku lalu bangkit dari dudukku. Mencoba menatap wajahnya lebih jelas.

”Oppa.. ini Yoora” ujarku masih menggenggam tangannya. Sanghyun-oppa melirik kearahku.

”Maafkan Yoora, oppa” ucapku lemah. Sanghyun-oppa melepaskan genggaman tanganku lalu tangannya mencoba melepaskan alat bantu penafasannya. Aku mencegahnya untuk tidak melepaskan itu, tapi Sanghyun-oppa tertap bersikeras walaupun badannya lemah.

”Ber..jhannji lah, khau tidah akan men.. mendekhati.. Khyu..hyun.. (berjanjilah kau tidak akan mendekati Kyuhyun)” kata Sanghyun-oppa terbata-bata. Aku merasakan hantaman di dadaku. Aku.. tidak bisa…

Sanghyun-oppa mengangkat tangannya perlahan lalu menyentuh pipiku. Tangannya benar-benar dingin. Aku meraih tangannya dipipiku lalu kembali meletakkannya diatas dadanya.

”Ne, aku.. janji..” ucapku berat. Aku menghelah nafas lalu kembali memasang alat bantu pernafasan Sanghyun-oppa.

——–TBC——

Uwow, cepetkan???? Hehehehe, udah aku bilang aku mau buat konflik yang cepet-cepet aja. Sepertinya part 4 bakal lama. Saya kan mau lebaran juga ndok! Hehe, maka dari itu aku persembahkan BAD ROMANCE NEXT  PART TEASER!!!!!!

Silahkan baca….

——o——

Author’s POV

”Maaf Kyu. Pergilah dari kehidupanku” ujar Yoora tanpa menatap Kyuhyun. Laki-laki disebelahnya menoleh cepat.

”Mwo?? Wae-waeyo?”

”Aku tidak bisa hidup diantara bayang-bayang ketakutan seperti ini” ucap Yoora hampir berteriak. ”Aku sudah lelah. Aku mohon biarkan hidupku tenang, pergilah dari kehidupanku dan Sanghyun-oppa”

——–o——

Kyuhyun dan Sanghyun sama-sama tersungkur diaspal akibat pukulan satu sama lain. Sanghyun berdiri dan Kyuhyun masing tersungkur sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.

”Kau jauhi dia!!!!!” teriak Sanghyun penuh sarat emosi. Kyuhyun meringis sebentar lalu menggeleng pelan.

”Aku.. aku tidak bisa..”

Mata Sanghyun melebar. Sanghyun kembali mendekati Kyuhyun dan menarik kerah baju laki-laki didepannya itu.

”Kenapa? Apa ini yang kau maksud sebagai teman? Kau mengkhianati teman sendiri?!!!”

”KAU TIDAK TAHU APA-APA TENTANG KAMI, PARK SANGHYUN!!! KAU TIDAK TAHU MASA LALU KAMI!!!”

”Masa lalu? ADA APA DENGAN MASA LALU KALIAN????!!!!!”

——–o——-

Pria dan wanita paru baya itu memasuki sebuah gudang gengster dipinggiran kota seoul.

”Aku butuh bantuan kalian!” ujar sang pria lantang. Para gengster itu menoleh cepat ke sepasang suami istri itu.

”Bantuan kami tidak gratis” ujar seseorang dari kalangan gengster.

Wanita paru baya itu membating tas kelantai lalu menendangnya ke arah sekumpulan gengster itu.

”Itu jumlahnya 5jt won dan sekarang kalian penuhi permintaan kami” ujar wanita itu sinis. Para gengster itu tersenyum licik.

”Apa yang bisa kami bantu tuan dan nyonya?”

Wanita itu kembali melembar sebuah benda ke para gengster itu. Sebuah foto.

”Dia… wanita yang bernama Park Yoora”

”Ne?”

”Kami mau kalian menghabisi nyawa nya”

——–o——-

”Donghae-sshi?” teriak Yoora tak percaya.

”Hai, aku kembali membawa kebahagiaan! Iya kan Jill!!!”

—–Wait-Next-Part——

Teaser yang gaje kan?? Keke~ aku gak bisa bikin teaser sih! Ohya, soal psycholove. AKU BELUM TULIS 1 HURUF PUN. Hahahahha!!!